ALBUM M.NASIR - Untuk Pencinta Seni

MARI BERDANGDUT
(Lagu/Senikata : M. Nasir)
Biar apa pun yang hendak kau katakan
Aku tak akan peduli
Kerna bila kau dengar rentak ini
Ku tak kan henti menari

Menari langkah kaki
Hingga akhir lagu ini
Kalau ingin turut serta
Aduh memang boleh saja

Menari bersama menari
Asal jangan lupa dirimu

Dangdut dangdut
Rentak irama
Dangdut dangdut
Mari gembira
Dangdut dangdut Lupa senketa
Ayuh menari lagu nan indah

Walau apa pun rentak yang kau gemari
Lain orang lain rasanya
Kerna bilaku dengar rentak ini
Ku kan dibawa bersama
 

KEPULANGAN
(Lagu/Senikata : M.Nasir)
Ku tuliskan lambaran
Padamu yang tersayang
Agar kan ku tunaikan
Janji ku kepadanya

Di sini ku iringkan
Secebis lambang kasih
Tak lama ku kan pulang
Berakhir penantian

“Tak sabar rasa hati ku
Untuk bertemu dengan mu
Apakah kau masih seperti dahulu…
berambut panjang?
Kau tahu ku senang melihat kau berambut panjang”

Kini ku telah pulang
Ku harap kau bertenang
Fikiranku melayang
Jauh melayang

Dan bila tiba saatnya
Bertemu dengan segera
Kan ku tatap wajahmu
Sepuas hatiku
 

SEPTEMBER LALU
(Lagu Earth, Wind & Fire / Senikata: M.Nasir)
Ingat kah dikau
Bila bersama ku
Bulan madu
Di September lalu
Bersama menikmati keindahan

Waktu itu
Kau curahkan rasa
Yang ku simpan
Sebelum bersatu
Kau nyatakan yang kau cinta kepadaku

Aaaaah….
Ingatkah kau pada September
Ingatkah semasa bermesra
Ingatkah pada hari itu

Sayang sayang
Kasihku sayang

Kini kau sudah menjadi milik ku
Bahagia hidup bersama mu
Ku terasa bagai di ambang syurga

Ku harapkan agar berkekalan
Cinta kita sepanjang zaman
Sehingga akhir hayat kau setia.
 
 

PELUKIS
(Lagu: M.Nasir / Senikata : S.Amin Shahab)
Dari desa nan sepi
Ia berjalan kaki
Menuju ke kota harapan
Penuh cita-cita
Panas matahari yang bersinar
Menjadi teman
Dan debu-debu di jalanan
Sering mendakapi

Apa bolehkah tercapai cita citanya
Di dalam garis bertukar warna
Sebuah potret tanpa nama
Mempamerkan jiwa mereka
Di dalam keagungan kota

Di saat saat terakhir
Dalam hidupnya dengan penuh pengertian ia berkata
Hidup ini adalah satu cerita
Yang dilukis kan oleh Maha Pencipta

Mengapakah mereka tak pernah bertanya
Pada lukisan tanpa bernama
Apa yang dimaksudkan hidup ini
Kalau jiwa tak sehalus seni

Di saat saat terakhir
Dalam hidupnya dengan penuh pengertian ia berkata
Namun berjuta-juta telah ku lafazkan
Tapi kau masih tak ingin mengerti

Mengapakah mereka tak pernah bertanya
Pada lukisan tanpa bernama
Apa yang dimaksudkan hidup ini
Kalau jiwa tak sehalus seni
 

KALAU TAK TAHU MENARI
(Lagu/Senikata : M.Nasir)
Kau hanya bijak berbicara
Tapi tak pandai bekerja
Kalau disuruh
Kau berikan berbagai alasan

Bila ku menari di pentas
Kau katakan langkahku sumbang
Tapi bila diajak
Kau katakan tak mungkin

Oh teman
Kalau tak pandai menari
Katakan saja
Biar aku ajarkan
Jangan berikan berbagai alasan
Jangan sekali menyatakan susah
Sebelum kau rasakan kepayahannya

Oh jangan lah jangan
Jangan kau mencaci
Pada teman-teman mu
Yang baru mencuba
 

MENDONG KELABU
(Lagu : Wan Ibrahim / Senikata : M.Nasir)
Seandainya kau pergi
Kau bawa bersama hatiku ini
Malam takkan berbintang
Siang takkan berseri

Unggas kan berkicau
Seandainya kau ad disisiku
Bulan kan jatuh ke riba
Laut kan tenang semula

Hari ini kau datang
Membawa mendung kelabu
Aku membisu
Tak terkata apa

Oh suria
Yang membawa cahaya pada hidup ku
Bawalah mendong kelabu
Pergi dari sisiku
 

JOGET BIDUAN BIASA
(Lagu : Ooi Eow Jin / Senikata : M.Nasir)
Dari utara ke kota singa
Singgah sebentar di kampung raja
Hambalah ini biduan biasa
Ingin membuat jasa
Hanya berbekal syair dan lagu
Buat persembahan pada mu
Orang tak sudi hamba tak tahu
Pohon maaf dirayu

Lagu nan joget
Joget melayu
Buat penghibur hati nan pilu
Kasih nan jauh di negeri satu
Hamba tinggalkan untuk merindu

Hamba mencuba sedaya upaya
Untuk penghibur para pendengar
Kalau tak suka apa nak kata
Hamba menghibur diri sahaja

Alangkah senang rasa dihati
Jikalau kau berada di sini
Boleh kita menyanyi bersama
Lagu joget nan indah
Lalalalalalala…..
 

POHON SENA
(Lagu : Sam Hui / Senikata : M.Nasir)
Terukir gurisan kasih
Di bawah pohonan sena kota
Kau cinta pada ku
Aku pada mu
Itulah ukiran yang paling indah

Kau dingin bagaikan embun
Membasah pipi ku
Aku terharu
Bila kuasa
Yang tiada terduga
Binasakan pohon sena kota

Kau dibawanya hanyut bersama
Mega pun menelan pohon sejarah
Diriku mencari engkau tiada
Kini ku kehilangan

Sang bayu ku rayu
Tidak kah kasihan pada diriku
Kasihku pergi hampa sendiri
Kini ku ukir dengan air mata
 

PESTA MUZIK
(Lagu : A.Ali /Senikata : M.Nasir)
Di malam nan sepi
Aku terasa sunyi
Lalu diajak pergi
Oleh teman sejati

Tiba di suatu pesta
Dada rasa berdebar
Bila gendang dipalu
Serta gitar merayu
Di sana anak muda
Gembira berjenaka
Irama malam
Menjadi riang

Di pentas seorang dara
Menyanyikan lagu nan indah
Matanya merenung pada ku
Ku terasa tak tentu
Di pesta muzik
Ku jatuh cinta
 

TANTI
(Lagu : M.Nasir / Senikata : S.Amin Shahab)
Dari berjuta cempaka
Ku sunting dikau
Yang berseri menjadi idaman
Setiap jejaka yang berlalu

Oooooooo
Apakah engkau Tanti
Yang sering bermain
Di dalam setiap mimpi-mimpi

Oooooooo Tanti
Datanglah kepadaku
Tak tertahan rasa hati
Hanya mencumbui
Bayangmu

Sungguh indah kata-kata
Dalam setiap renungan
Sungguh manis paras wajahmu
Oh di dalam setiap impian
Yang ku alami

Prolog:
“Duhai bunga idaman
Bilakah ku dapat bertentang mata
Di dalam alam nyata
Oh Tanti
Janganlah mempermainkan hatiku
Kerana ku tak tahan mencumbui bayangmu”
 
 

ANTARA DUA KASIH
(Lagu : A.Ali / Senikata : M.Nasir)
Entah mengapa kini ku rasa
Senyumanmu bagaikan berpura
Manis di bibirmu
Tak seperti dahulu

Kira kau cuba bersandiwara
Tapi sayang lakonanmu tak kena
Telah ku mengerti
Apa yang terjadi
Kau berada di antara
Dua kekasih yang kau cinta

Kasih! Apa telah terjadi
Hatimu bercabang dua
Apa yang ada padanya
Apa yang kurangnya diriku

Mungkin diriku yang bersalah
Keterlaluan memberi manja
Namun ku akan mencuba
Baiki dirinya
 
 

SAAT TERAKHIR
(Lagu A.Ali / Senikata : M.Nasir)
Di malam ini
Di saat ini
Kau memintakan perpisahan
Inikah akhirnya cinta kita
Telah lama berdua

Pertama kali
Aku menangis kerana dirimu
Oh sayang
Di malam ini purnama menyepi
Diriku terharu

Saat terakhir aku meminta
Hanya sentuhan rambutmu
Ku lepaskan dikau pergi
Ia sedang menanti

Kisah ini biarku simpan
Agar ku kenang kembali
Saat terakhir aku bersamamu
Bilaku temui nanti
Kasih nan sejati